narasi lagi
Sudah satu minggu Bright habiskan untuk berpikir.
Memikirkan apa yang Metawin katakan seminggu yang lalu, memikirkan semua yang Mike katakan kepadanya, sekaligus memikirkan perasaannya sendiri.
Selama satu minggu itu pula, hubungan Bright dengan Metawin semakin lengket saja.
Terhitung sudah lima hari ini mereka berdua berangkat bersama ke kampus.
Bright dan Metawin juga lebih sering menghabiskan waktu bersama.
Sekadar ngobrol sambil menikmati angin sore di taman kampus, makan street food di sekitar alun-alun kota, atau bernyanyi bersama di dalam kamar.
Tanpa Bright sadari, selama satu minggu itu, hidupnya perlahan berubah.
Bright tidak lagi menghabiskan waktu seharian untuk nongkrong bersama gengnya.
Bright juga lebih jarang terlibat cekcok dengan musuh-musuhnya.
Dan yang paling penting, intensitas Bright untuk merokok sangat jauh berkurang sebab waktunya lebih banyak dihabiskan dengan Metawin.
Selama satu minggu ini pula, diam-diam, Bright menyimpan foto Metawin di dalam galeri ponselnya.
Awalnya, Bright iseng memotret Metawin saat anak itu sedang sibuk mengantri street food.
Niatnya sih mau di upload di twitter.
Tapi, saat Bright melihat foto itu, entah kenapa terbesit perasaan tidak enak jika foto itu sampai ia upload di media sosialnya.
Akhirnya, Bright pun menyimpan foto-foto itu di galerinya.
Ia sampai membuat folder khusus bernama buntelan gemas hanya untuk menyimpan foto-foto Metawin.
Yap. Isi folder itu yang awalnya hanya satu, kini sudah berkembang pesat.
Sudah tersimpan puluhan foto Metawin di sana. Yang Bright ambil diam-diam, tanpa Metawin sadari. Belakangan ini, setiap kali Bright merasa suntuk, ia akan membuka galeri ponselnya.
Dan secara naluriah, Bright akan membuka folder bernama buntelan gemas.
Ia pandangi foto-foto di dalam folder itu, seiring senyum tipis mengembang di wajah tampannya.
Seperti sekarang ini.
Bright sedang duduk di warung Bu Tut. Menunggu jam kelasnya dimulai setelah mengantar Metawin ke fakultasnya.
Sang Berandalan itu terlihat senyum-senyum sendiri sambil memandangi ponselnya.
Tidak, lebih tepatnya, memandangi foto Metawin yang tersimpan di galerinya.
Andai semua orang tau, pasti Bright akan ditertawakan.
Sebab rasanya sangat lucu, jika sang Berandalan, si mahasiswa tampan yang sejak dulu ditakuti seisi kampus, kini justru sering tersenyum seorang diri. Seperti orang gila, hanya karena melihat potret wajah mahasiswa baru yang jadi teman sekamarnya.